Investasi Permata – Tentu saja, investasi permata memiliki plus dan minusnya. Nilai plusnya, “Dengan keadaan fluktuasi rupiah yang tidak menentu seperti sekarang ini, bila seseorang membeli emas sama saja artinya dengan memborong dolar, demikian juga pemata. Apalagi permata memiliki international price atau standar harga yang kalau di bursanya diperjualbelikan dengan dolar Amerika.” kata Iskandar Husin, SH., sekretaris eksekutif APEPI (Asosiasi Pengusaha Emas & Permata Indonesia). Bagaimana dengan nilai minusnya? “Tidak mudah untuk membuat investasi pemata karena sulit sekali mencari pembeli yang benar-benar bonafid. Anda juga harus punya keahlian dan mengetahui kecenderungan pembeli baik dari dalam maupun luar negeri,” jelas Iskandar.
Harga permata memang sulit untuk ditentukan, terutama yang sudah dicap barang antik. “Misalnya permata yang tertanam di mahkota ratu Inggris, nilainya pasti terus bertambah. Kalaupun sampai dijual, pasti ada kolektor yang memburu,” lanjutnya.
Nah, bila Anda tahu bagaimana cara membeli permata berkualitas terbaik untuk memulai investasi Anda, berikut tips investasi permata dari Iskandar:
– Cari potongan (cut) yang baik. “Ini penting, karena kalau Anda membeli permata yang potongannya baik, akan mudah dijual kembali. Potongannya pun bermacam-macam. Kalau yang bagus sekali bisa menimbulkan suatu “api”. Jadi kalau Anda berada di sebuah ruangan gelap dan ada orang yang mengenakan batu tersebut di ujung ruangan, Anda bisa mengetesnya dengan menyalakan korek api. Cahayanya pasti memantul.”
– Perhatikan kejernihannya. “Tidak boleh banyak cacat, karena kalau ada retak di dalam pasti nilainya berkurang.”
– Lihat warnanya. “Yang paling bagus adalah yang bening, tembus pandang.”
– Nilai karatnya.“Berbeda dengan emas, jenis permata seperti berlian tidak dapat dibesarkan karatnya. Karena sudah alami ribuan tahun. Inilah yang membuat harganya makin mahal bila karatnya besar.”
Lebih baik lagi bila Anda meminta jasa gemologis (adalah ahli permata) untuk mengetes kualitas permata yang akan Anda beli. Gemologis inilah yang nantinya akan mengeluarkan sertifikat, terutama untuk karat yang besar. Manfaat sertifikat ini, untuk menunjukkan keaslian dan klasifikasi dari permata tersebut.
“Biaya untuk sertifikat ini memang cukup mahal. Biasanya, sebuah toko akan meminta pembelinya untuk membayar sendiri biaya sertifikat tersebut. Sedangkan untuk karat yang besar, pembeli bisa bernegosiasi sendiri dengan penjualnya untuk membuatkan sertifikat supaya tambah yakin akan kualitas permata tersebut,” jelas Iskandar.
Dari begitu banyak jenis permata yang beredar di seluruh dunia, yang paling banyak disukai di Indonesia adalah berlian. “Terutama untuk cincin kawin, karena berlian mencerminkan cinta abadi,” kata Iskandar.
Apa jenis batu permata berwarna (colored stones) yang paling banyak disukai di Indonesia? “Yang mulai terangkat di Indonesia adalah batu akik. Batu yang dibelah dan ada gambar seperti tulisan ‘Allah’ dalam bahasa Arab atau orang sedang sembahyang. Merupakan prestise tersendiri orang Indonesia bila mereka dapat memiliki jenis bebatuan tersebut,” jawab Iskandar.
Sedangkan cara memilih colored stone pun hampir sama dengan memilih berlian. “Bedanya dengan berlian yang putih, bebatuan lain seperti zamrud atau blue sapphire harus dilihat kematangannya. Yang bagus itu berwarna hijau atau biru yang tua. Tapi, bukan yang gelap. Begitu Anda dekatkan dan Anda pandang ke dalamnya, warnanya tembus ke dasar batu,” jelas Iskandar.
Saran untuk investasi batu mulia bagi Anda dari APEPI yang saat ini sudah memiliki kurang lebih 3.000 anggota di seluruh Indonesia:
– Belilah permata di toko emas yang bonafid, bukan yang ‘kagetan’. “Bisnis seperti ini adalah kepercayaan dan sudah turun temurun.”
– Carilah toko yang menempelkan stiker APEPI.
– Jangan lupa untuk meminta kuitansi yang akan menjelaskan jenis dan karat permata Anda.