Tokoh

7 Cerita Lucu Humor Biksu Yang Ngakak Banget

Kumpulan Cerita Lucu Tentang Biksu Terbaru – Anda penggemar cerita lucu? Ingin membaca cerita pendek paling lucu yang konyol, gokil, dan kocak? riajenaka.com tempatnya. Koleksi cerita humor disini terdiri dari beragam topik yang bisa membuat Anda tertawa lebih ngakak dari sebelumnya. Setiap terbitan artikel cerita lucu humor hanya disajikan dalam satu tema supaya Anda lebih puas dan terhibur.

Posting terbaru kali ini mengupas cerita lucu Biksu. Silahkan disimak dengan baik dan siapkan ekstra energi untuk tertawa setengah mati. Kumpulan cerita lucu banget tentang Biksu dikumpulkan dari berbagai sumber gokil cerita pendek lucu. Tentunya cerita humor Biksu paling lucu yang dipilih sudah lulus uji standar kelayakan ngakak dan konyol minimum yang disyaratkan oleh pemerintah. Akhir kata, selamat menikmati cerita lucu gokil bikin ngakak dibawah ini.

7 Cerita Lucu Humor Biksu Yang Ngakak Banget

1. Cerita Lucu Biksu: Bidikanku Meleset

Seorang biksu diperintahkan oleh sang Raja untuk mendampingi Sang Pangeran ke hutan untuk berburu rusa. Selama berburu bidikan panah sang pangeran selalu tdak mengenai sasaran, sang pangeran sangat geram dan tanpa ia sadari,

Pangeran: “bangsat bidikanku meleset!”

Biksu: “hus! Pangeran tidak boleh berkata kasar, apa pangeran tidak takut pada dewa petir yang selalu menghukum orang-orang yang berbicara kasar.”

Pangeran: “Persetan dengan dewa petir, pokoknya hari ini aku harus pulang dengan membawa hasil buruanku.” (Sambil membidik seekor rusa buruannya tapi memang hari itu pangeran sedang sial).
(Bidikannya meleset lagi).
Pangeran: (Makin marah) “Bangsat, bidikanku meleset lagi.”

Sang biksu kembali menasehati sang pangeran, tapi kali ini dengan dibarengi ancaman,

Biksu: “Kalo sekali lagi pangeran bekata kotor maka saya tidak akan segan memohon pada dewa petir untuk menghukum pangeran.” (Mulai marah karena nasehatnya ngga digubris oleh sang pangeran).

Mendengar ancaman sang biksu, sang pangeran malah merasa tertantang.

Pangeran: “Bangsat, bangsat, bangsat 100X bangsat. Ayo, mana dewa petirmu mana?”

Sang biksupun lansung berdoa, meminta dewa petir untuk menghukum sang pangeran yang mulai lancang,dan tiba-tiba langit mendung, angin bertiup sangat kencang, entah dari mana datangnya tiba-tiba. DUAARR, ar, ar, ar petir menyambar, tapi aneh petir itu menyambar sang biksu, padahal ia sama sekali nggak pernah berkata kasar. Sang pangeran berdiri disamping mayat biksu yang gosong karena tersambar petir,

Pangeran: “Wahai dewa petir, aku yang berbicara kasar tapi kenapa biksu ini yang engkau sambar.”

Dewa petir: “Bangsat! Bidikanku meleset.”


2. Cerita Lucu Biksu: Gendut Mirip Gentong

Seorang wanita berkonsultasi kepada seorang Biksu karena suaminya suka berbuat serong.

Wanita: “Mengapa suamiku suka berbuat serong?”

Biksu besar: “Cobalah sepotong kue tar ini dulu, oke?”

(Sejenak kemudian).

Biksu besar: “Kue ini rasanya enak enggak?”

Wanita: “Aduh, bukan main enaknya.”

Biksu besar: “Apakah kamu masih ingin makan sepotong lagi?”

Wanita: “Kalau ada sudah tentu saya mau.”

Biksu besar: “Sekarang kamu tentu sudah bisa menghayati mengapa suamimu telah berbuat serong?”

Wanita: “Saya tahu, karena ia tampaknya bukan main dan selamanya tak pernah puas?”

Biksu besar: “Kamu belum mengerti juga ya? Kamu lihat sendiri, karena suka makan postur tubuhmu sekarang mirip apa? Gendut mirip gentong! Pantas saja suamimu berpaling kepada wanita lain!”


3. Cerita Lucu Biksu: Untung Gue Nggak Ngomong

Ada 4 calon biksu akan dilantik menjadi 4 biksu terkenal kemudian mereka dibawa pergi ke suatu rumah, dan tujuannya adalah agar mereka bertapa dan tanpa berbicara dan bergerak sedikit pun!
Kemudian salah satu daun jendela pada rumah itu bergerak, dan tanpa disengaja,

Biksu pertama: “Eh, jendelanya bergerak tu.”

Maka dia gugur menjadi biksu,

Biksu kedua: “Koq LO ngomong sih?”

Maka tidak lulus juga.

Biksu ketiga: “Koq lo juga ngomong sih?”

Maka biksu ketiga tidak lolos juga, dan akhirnya

Biksu keempat: “Hahahah, untung gue gak ngomong!”


4. Cerita Lucu Biksu: Pernyataan Menyumbangkan Organ

Di sebuah kuil di Hong Kong.

Kepala biksu: “Silahkan Bapak memberi sedikit derma, 300 dollar boleh, 500 dollar juga boleh.”

Bapak: “Aku tak membawa uang kontan begitu banyak, lain kalilah.”

Kepala Biksu: “Nggak apa, kami di sini juga bisa menggesek kartu bank.”

Bapak: “Maaf, aku juga tidak membawa kartu.”

Kepala biksu: “Tak masalah, kami di sini juga menerima kredit agunan, bunganya sebulan hanya 3 persen.”

Bapak: “Maaf, Pak, aku tak punya barang yang bisa diagunkan.”

Kepala biksu: “Kalau begitu, ya Bapak isi formulir ini saja, formulir pernyataan menyumbangkan organ.”


5. Cerita Lucu Biksu: Ia Mulai Hamil

Dahulu kala di Cina ada seorang biksu sedang sakit parah dan jatuh pingsan di pinggir jalan, pada waktu itu keadaan ini terlihat oleh seorang tuan tanah kaya yang kebetulan lewat di situ, ia menyuruh orang suruhannya membawa biksu itu pulang ke rumahnya, sesampainya di rumah biksu tersebut segera dibaringkan di ranjang kamar anak tuan tanah kaya itu.

Kemudian si tuan tanah mengundang seorang sinse untuk mengobati penyakit biksu tersebut. Karena biksu itu tak boleh kena angin, maka sinse terpaksa meraba denyut nadinya dengan disekat oleh sebuah selimut kapas.

Saat sinse meraba tangan biksu begitu halus, ia mengira pasien ini adalah mantu perempuan keluarga tuan tanah kaya itu,

Sinse: “Haidnya datangnya tak teratur, kemungkinan besar ia mulai hamil.”


6. Cerita Lucu Biksu: Belah Tengah Rambutnya

Musa: (Belah lautan).

Biksu: “Gampang ane juga bisa.”

Musa: (Belah langit).

Biksu: “Saya juga sanggup.”

Musa: (Belah batu keluar air).

Biksu: “Saya juga bisa.”

Tapi, waktu Musa belah tengah rambutnya,

Biksu: (Menyerah).


7. Cerita Lucu Biksu: Karena Udah Sifat Bawaan Saya Untuk Menolong

Dua orang biksu sedang mencuci mangkoknya di pinggir sungai. Saat itu mereka melihat seekor kalajengking yang hampir terhanyut di sungai. Tanpa ragu-ragu, salah seorang biksu meraup kalajengking itu dengan tangan dan meletakkannya di atas tanah. Si kalajengking menyengat sang biksu ketika dia meraupnya, namun sang biksu tidak bereaksi dan kembali mencuci mangkoknya.

Ketika dia kembali mencuci mangkuknya, si kalajengking kembali jatuh ke dalam sungai. Biksu itu kembali menolongnya, dan juga disengat lagi.

Biksu dua: (Dengan penuh keheranan) “Mengapa kamu tetap menolongnya meski kamu tahu bahwa sifat bawaan kalajengking itu adalah menyengat?”

Biksu pertama: (Menimpali) “Karena sudah sifat bawaan saya untuk menolong.”

To top