Benda

7 Cerita Lucu Humor Papan Yang Keren Banget

Kumpulan Cerita Lucu Tentang Papan Terbaru – Anda penggemar cerita lucu? Ingin membaca cerita pendek paling lucu yang konyol, gokil, dan kocak? riajenaka.com tempatnya. Koleksi cerita humor disini terdiri dari beragam topik yang bisa membuat Anda tertawa lebih ngakak dari sebelumnya. Setiap terbitan artikel cerita lucu humor hanya disajikan dalam satu tema supaya Anda lebih puas dan terhibur.

Posting terbaru kali ini mengupas cerita lucu Papan. Silahkan disimak dengan baik dan siapkan ekstra energi untuk tertawa setengah mati. Kumpulan cerita lucu banget tentang Papan dikumpulkan dari berbagai sumber gokil cerita pendek lucu. Tentunya cerita humor Papan paling lucu yang dipilih sudah lulus uji standar kelayakan ngakak dan konyol minimum yang disyaratkan oleh pemerintah. Akhir kata, selamat menikmati cerita lucu gokil bikin ngakak dibawah ini.

7 Cerita Lucu Humor Papan Yang Keren Banget

1. Kisah Lucu Papan: Ditunggu Sampai Jam 3 Sore

Seorang bos suatu hari marah-marah dalam rapat staf karena merasa tidak dihargai oleh anak buahnya. Keesokan paginya si bos datang ke kantor membawa sebuah papan bertuliskan BOSS, dan menempelnya di pintu ruangannya.

Ketika kembali dari makan siang, si bos melihat sebuah catatan ditempel di dekat papan bertuliskan BOSS itu. Rupanya dari sekretarisnya.

“Pak, istri bapak tadi nelpon, katanya Bapak diminta mengembalikan papan ini segera. Ditunggu Ibu sampai jam 3 sore.”


2. Cerita Lucu Papan: Mantan Supir Camat

Untuk mengenal warganya disuatu komplek, pak RT mengumumkan supaya masing-masing rumah memasang papan nama di depan rumah masing-masing. Beberapa warga telah mulai memasang nama, diantaranya tetangga pak Mukidi telah memasang papan nama Ba Gong MBA.

Melihat itu pak Mukidi yang pekerjaan sehari-harinya adalah supir, juga memasang papan nama IR Mukidi SH. Kemudian tidak kalah tetangga sebelahnya juga memasang papan nama Waki Jan MSC. Karuan saja hal ini menjadi heboh di masyarakat, karena mereka mengenal sekali pak Mukidi dan pak Wakijan yang hanya lulusan SD.

Akhirnya kehebohan ini didengar juga oleh pak RT, lalu pak Mukidi dan pak Wakijan dipanggil untuk melihat duduk perkaranya.
Maka terjadilah diskusi antara pak RT dengan warga yang bikin heboh ini.

Pak RT: “Kenapa pak Mukidi memasang papan nama menggunakan embel-embel begitu?”

Pak Mukidi: “Apa salah saya pak, tetangga disebelah saya pak Bagong memasang MBA, yang berarti Mantan Bos Angkot, sedangkan saya maksudnya Ini Rumah Mukidi Supir Harian.”

Pak RT: “Bagaimana dengan pak Wakijan?”

Pak Wakijan: “Sedangkan saya maksudnya adalah Wakijan Mantan Supir Camat.”


3. Cerita Lucu Papan: Pedagang Yang Kakinya Dua

Seorang pedagang kaki lima menjajakan dagangannya di pinggir jalan sebuah kota besar. Tanpa sadar, dia beristirahat di bawah papan yang bertuliskan: “Pedagang Kaki Lima Dilarang Berjualan di Sini.”

Selang beberapa waktu, petugas keamanan lingkungan menghampiri

Petugas: (Menegurnya) “Hei, Pak, lihat papan itu.” (Sambil menunjuk papan yang terpampang tepat di atasnya) Bapak dilarang berjualan di sini. Bapak bisa kena denda!”

Pedagang: (Dengan tenang) “Lho Pak, kenapa saya dikenakan denda kalau saya sebenarnya tidak melakukan kesalahan. Bapak yang harus memerhatikan tulisan di papan itu. Di situ khan tertulis pedagang kaki lima. Sedangkan saya kan hanya pedagang yang kakinya dua!”


4. Cerita Lucu Papan: Pintu Masuk

Seorang manajer mal memiliki tiga ruang untuk disewakan, semua bersebelahan. Seorang calon penyewa muncul dan mengatakan ia ingin menyewa ruang paling kiri untuk toko pakaian pria.

Manajaer Mal: “Itu bagus. Anda mendapatkan papan nama gratis. Apa yang inginkan Anda tuliskan pada papan nama tersebut?”

Pria: “Pakaian Pria.”

Seorang pria kedua datang dan meminta untuk menyewa ruang paling kanan.

Ketika ditanya,

Pria 2: “Pakaian Pria. Pada papan namanya.”

Manajer Mal: Toko sebelah kiri akan memiliki papan nama yang sama.”
Pria 2: “Tidak masalah.”

Akhirnya orang ketiga datang untuk menyewa ruang tengah. Manajer agak prihatin karena orang ini juga memiliki toko pakaian pria. Dengan hati-hati manajer meminta orang ketiga apa yang dia inginkan untuk dituliskan pada papan namanya.

Orang itu menjawab: “Pintu Masuk.”


5. Kisah Lucu Papan: Peserta BPJS Gratis

Seorang wanita yang cantik dan seksi sedang berenang di kolam renang. Saat mendengar HPnya berdering, ia tergesa-gesa naik dari kolam renang. Tiba-tiba semua pengunjung melihat padanya sambil bersuit-suit. Si wanita melihat ke bawah.

Astaga, celana bikininya melorot, tertinggal di kolam. Untung di dekat situ ada tumpukan papan peringatan. Ia langsung mengambil papan paling atas untuk menutupi bagian bagian bawah tubuhnya. Tetapi, pengunjung kolam malah berteriak. Ternyata tulisan di papan itu adalah Hanya laki-laki yang BOLEH masuk.

Ia lalu membuang papan tersebut dan menggantinya dengan papan yang lain, tapi pengunjung malah makin riuh karena di papan tertulis,
Dewasa Rp. 50.000. Anak-anak Rp. 25.000. Rombongan Rp. 30.000.

Aduh. si wanita cepat menyambar papan yang lain lagi. Eh, suitan makin hebat. Ternyata tulisan di papan itu adalah Kedalaman 2 meter. Frustasi, cepet-cepat ia sambar papan yang lain lagi. Pengunjung makin heboh. Ga taunya, di papan itu tertulis.

“Peserta BPJS, GRATIS!”


6. Cerita Lucu Papan Loncat

Penjaga kolam: “Hai, kamu, kamu nggak BOLEH buang air kecil di kolam renang ini. Kalau masih kamu ulangi, aku akan laporkan ke orangtuamu,” (Teriaknya).

Dia menghardik anak kecil yang berdiri di papan loncat.

Anak Kecil: “Lho, Om, kan banyak yang juga kencing di kolam renang, bukan aku saja.”

Penjaga kolam: “Mungkin saja iya, tapi tidak dari papan loncat seperti kamu.”


7. Kisah Lucu Papan: Penjahit Terhebat

Di suatu jalan Dago kota Bandung terdapat seorang penjahit yang dengan bangga memasang papan nama yang berbunyi “Penjahit terhebat di kota ini.”

Seminggu kemudian datang lagi seorang penjahit di jalan itu, gak mao kalah dengan penjahit itu dia juga memasang papan nama yang berbunyi “penjahitterhebat di indonesia.”

Lalu datang lagi seorang penjahit di jalan itu, kalo yang ini lebih tinggi hati, dia memasang papan namanya “penjahit terhebat di bumi.”

Penjahit yang terakhir ini lebih rendah hati, dia datang ke jalan itu dan hanya memasang papan nama “penjahit terhebat di jalan ini.”

To top