46. Cerita Mukidi: Gara-gara Uang 15 Ribu
Seorang Nenek berkaca mata tebal naik Bus jurusan Jogja-Solo. Tak lama datang Kondektur menagih ongkos bis yang Rp.15.000
Kondektur: “Maaf ongkosnya Nek.”
Si Nenek: (Dengan slow motion).
Membuka retsleting tasnya yang diletakkan di sebelahnya. Karena matanya yang sudah rabun si Nenek belum menemukan uangnya.
Nenek: “Ntar ya mas belum ketemu nih.”
Kondektur: (Dengan sabar melanjutkan ke penumpang yang lain).
Tak lama kemudian si kondektur balik lagi ke si Nenek.
Kondektur: “Sudah ada Nek ongkos nya?”
Si Nenek yang pelupa dan rabun kembali membuka retsleting dan men-cari2 lembaran uang nya.
Nenek: “Waduh maaf mas belum ketemu, sabar ya pasti saya bayar koq.”
Kejadian tersebut terulang beberapa kali selama perjalanan. Akhirnya MUKIDI yang duduk persis di sebelah tas si Nenek berkata,
Mukidi: “Maaf ya Nek saya bayarin aja ya..”
Tanpa menunggu jawaban si Nenek, Mukidi memberikan 3 lembar uang 5 ribuan ke kondektur. Si kondektur terharu dan bangga terhadap sikap Mukidi.
Kondektur: “Alangkah mulia dan baik hatimu anak muda.”
Demikian juga si Nenek,
Nenek: (Dengan haru dan suara bergetar) “Aduh nak kamu baik sekali, terima kasih ya!”
Mukidi: “Gak papa Nek, daripada gara-gara uang 15 ribu retsleting celana saya bolak-balik dibuka-tutup dan di aduk2 mending saya bayarin deh. Lama-lama ngilu juga.”
47. Cerita Mukidi: Markonah Istri Mukidi Masih Perawan
Istri MUKIDI bernama MARKONAH. Dia pergi ke dokter kandungan untuk periksa. Waktu dokter mau periksa bagian dalam,
Markonah: “Hati-hati periksanya ya Dok, saya masih perawan lho.”
Dokter: “Lho katanya ibu sudah kawin-cerai 3x, mana bisa masih perawan?”
Markonah: “Gini lho Dok, eks suami saya yang pertama ternyata impoten!”
Dokter: “Oh begitu tapi suami ibu yang kedua tidak impoten kan?”
Markonah: “Betul Dok, cuma dia Gay, jadi saya tidak pernah di-apa2in sama dia.”
Dokter: “Lalu suami ibu yang ketiga si Mukidi tidak impoten dan bukan gay kan?”
Markonah: “Betul Dok, tapi ternyata dia itu orang partai.”
Dokter: “Lalu apa hubungannya dengan keperawanan ibu?”
Markonah: “Dia, cuma janji-janji saja Dok, tidak pernah ada realisasinya. Jadi cuma di contreng aja gak di coblos!”