P3K Pernafasan P3K: Sulit Bernafas Pernafasan Berhenti dan Cara Pernafasan Buatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

P3K: Sulit Bernafas, Pernafasan Berhenti dan Cara Pernafasan Buatan

P3K: Sulit Bernafas, Pernafasan Berhenti dan Cara Pernafasan Buatan – Sebagaimana telah disinggung di pembahasan mengenai P3k: Pingsan, nafas dan pernafasan merupakan salah satu faktor dan indikator pertama dan utama yang harus kita ketahui dan pastikan ketika kita akan melakukan upaya pertolongan pertama pada korban. Kecelakaan yang mengakibatkan terhentinya fungsi pernafasan bisa terjadi karena tenggelam dalam air, tersengat arus listrik, kebanyakan menghirup asap yang mengandung karbon monoksida, terkena bahan-bahan kimia, terjatuh dengan keras dan sebagainya.

Ketika menemukan korban yang mengalami kesulitan dalam bernafas atau pernafasan terhenti, langkah yang harus dilakukan adalah memeriksa dan memastikan bahwa saluran pernafasannya tidak tersumbat sesuatu. Untuk mengetahuinya, dilakukan upaya membuka mulut korban untuk selanjutnya dilihat apakah terdapat sesuatu atau ada cairan dalam mulut dan tenggorakan korban. Benda, cairan atau sesuatu yang lain dalam mulut atau tenggorokan korban bisa menghambat pernafasannya.

Kemudian perhatikan dada korban, dan periksalah udara yang ada di hidung dan mulutnya dengan menggunakan jari. Ini dilakukan untuk mengetahui tiupan nafas dan korban dan juga periksa denyut nadi yang ada pada pergelangan tangannya.

Bila korban tidak dapat bernafas karena tenggelam, terkena arus listrik, terkena asap dan bahan kimia atau karena sebab yang lain namun jantungnya masih berdegup dan berdenyut maka lakukan bantuan pernafasan dari mulut ke mulut.

Khusus untuk korban sengatan arus listrik, sebelum menyentuh korban dan melakukan upaya pembuatan pernafasan buatan dan mulut ke mulut, pastikan dahulu bahwa kontak korban dengan arus listrik telah diputuskan.

Sementara itu khusus untuk seorang yang tidak dapat menggunakan tenggorokannya untuk melakukan aktivitas pernafasannya karena sedang menjalani operasi. Dalam situasi seperti ini, ia bernafas melalui lubang yang dibuat di bagian muka dari lehernya yang disebut stoma. Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan dan orang yang menjalani operasi ini mengalami kesulitan atau berhenti bernafas maka upaya untuk melakukan pernafasan buatan dilakukan dengan cara menempelkan mulut ke stoma tersebut.

Dan jika di sekitar korban terdapat gas dan uap, maka sebaiknya pindahkan korban ke tempat yang berudara bebas dan segar.

P3K: Sulit Bernafas, Pernafasan Berhenti dan Cara Pernafasan Buatan
Jika Anda mendapati seseorang pingsan karena hal-hal yang sudah disebut diatas, janganlah panik, dan berikan nafas buatan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan ketika akan dan sedang memberikan pernafasan buatan kepada korban adalah:

1. Baringkan korban dan bersihkan mulutnya dari semua benda asing yang mungkin ada di sekitar mulut. Lakukan ini dengan menggunakan jari tangan. Letakkan sebelah dari tangan Anda ke tengkuk korban sementara tangan yang satunya lagi untuk menahan kepalanya di bagian dahi. Dengan demikian maka posisi kepala agak terkulai ke belakang.

2. Angkat dan tegakkan dagu korban ke atas.

3. Pijit hidung korban sampai menjadi rapat dan benar-benar tertutup. Kemudian buka mulutnya dan tempelkan mulut Anda. Tiuplah dengan sekeras-kerasnya sampai dada korban terlihat mengembang. Jika korban adalah anak kecil, Anda dapat melakukan peniupan sekaligus pada mulut dan hidungnya.

4. Lepaskan tempelan mulut Anda untuk kemudian dengarkan dengan seksama apakah ada atau tidak tarikan nafas korban. Untuk dapat memastikannya, lakukan hal ini beberapa kali. Bila tindakan ini belum mendapatkan hasil, coba periksa pada kepala dan rahang korban. Tindakan ini dilakukan untuk mencari tahu, apakah masih ada benda tertinggal lainnya yang mengambat masuknya udara. Setelah itu lakukan lagi melakukan pernafasan buatan.

5. Bila belum juga ada pertukaran udara makalangkah selanjutnya adalah memiringkan tubuh korban ke satu sisi dan kemudian lakukan sebuah pukulan yang agak keras beberapa kali ke bahu dan pundak korban. Tujuannya adalah untuk melepaskan sesuatu yang mungkin masih menyumbat tenggorokännya. Bila korban anak kecil, hal ini dapat dilakukan dengan cara menelungkupkannya di tangan atau pangkuan Anda kemudian pukullah beberapa kali di antara bahu dan pundaknya. Selanjutnya bersihkanlah mulutnya.

6. Ulangi terus bantuan pernafasan buatan dan mulut ke mulut pada korban. Untuk orang dewasa tiupan keras itu dilakukan sekali dalam lima detik, sementara pada anak kecil dilakukan sekali dalam tiga detik. Bila Anda tidak nyaman dengan cara pernafasan buatan ini dan menginginkan cara alternatif yang lain, bisa dengan meletakkan sehelai sapu tangan di atas mulut korban lalu tiuplah sapu tangan tersebut. Jangan berputus asa untuk terus melakukan upaya ini sampai korban dipastikan dapat bernafas kembali. Banyak korban yang telah tertolong dan bisa bernafas lagi setelah dilakukan pèrnafasan buatan selama berjam-jam.

7. Setelah semuanya dijalani dan korban dapat bernafas lagi, segera panggilkan dokter atau ambulans. Tempatkan selimut atau jas di bawah badan dan di atas korban untuk menjaga badannya tetap hangat. Bila korban telah sadar kembali, usahakan agar ia tetap berbaring dan jangan perbolehkan berdiri selama satu jam.

Demikianlah artikel P3K: Sulit Bernafas, Pernafasan Berhenti dan Cara Pernafasan Buatan. Topik yang serupa dengan artikel ini, dapat Anda temukan dalam kategori Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Jika Anda tertarik dengan artikel sebelumnya silahkan klik P3K: Terkena Tumbuhan Beracun dan Keracunan Karbon Monoksida. Silahkan kunjungi artikel terbaru tentang P3K kami yang lain. Semoga bermanfaat.

To top