Keuangan

3 Sifat Perempuan Berdasarkan Cara Menggunakan Uang

Berikut ini adalah 3 Sifat Perempuan Berdasarkan Cara Menggunakan Uang.

3 Sifat Perempuan Berdasarkan Cara Menggunakan Uang

SI PEMBURU OBRAL
Kebanyakan perempuan merasa bangga bila dapat membeli barang lebih murah dari harga aslinya. Anda pun paksakan diri untuk harus antri paling depan supaya bisa mendapatkan barang yang paling bagus, bahkan rela bangun pagi-pagi. Anda pun rela menyetir satu setengah jam hanya untuk membeli sepasang sepatu yang harganya lebih murah, walaupun hanya selisih sepuluh ribu rupiah.

Perempuan terkadang karena terlalu gilanya dengan segala sesuatu yang ‘berbau’ diskon, ia suka salah beli. Yang ada, ia menghamburkan uangnya untuk barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Walaupun Anda membeli sesuatu yang berguna, menyediakan waktu khusus untuk mencari barang-barang yang diobral dapat menutupi kekosongan waktu dalam hidup. Anda pun merasa bangga terhadap diri sendiri karena sukses menemukan sebuah setelan rancangan desainer terkenal yang sedang di diskon 75%. Tapi, lama-kelamaan Anda pun sadar bahwa Anda perlu mencari cara lain untuk mengukur kepercayaan diri Anda. Misal dengan mencari kesibukan mengambil program master, sehingga tidak punya waktu dan uang lagi untuk belanja. Walaupun hanya sekadar belanja barang obralan yang murah harganya.

SI BOROS
Bila Anda sering membelanjakan uang untuk barang-barang yang sebenarnya tidak mampu Anda beli dan tidak terlalu dibutuhkan, masalah Anda bisa lebih besar daripada utang yang bertumpuk. Yaitu, kebiasaan berbelanja yang kompulsif (obsesi belanja).

Kebutuhan untuk membelanjakan uang juga bisa berakar dari masa kecil. “Waktu saya masih kecil, saya tinggal dengan nenek saya, yang sering badmood. Setiap kali ia jengkel, ia langsung pergi belanja. Dan lucunya, saya malah merasa lega, karena saya tahu moodnya pasti lebih baik setelah puas belanja. Jadi, saya langsung mendapatkan kesan bahwa pergi shopping adalah satu cara yang bisa kita lakukan kalau kita butuh hiburan,” kara Megan Laird, seorang konselor keuangan dan mantan tukang belanja.

Menurut Megan, seiring dengan berjalannya waktu, si tukang belanja ini malah membutuhkan lebih banyak barang supaya membuat mereka puas. Kenyataannya, banyak perempuan yang ‘gila’ belanja dan sengaja menghamburkan uangnya untuk membeli barang-barang mahal. “Perempuan cenderung memusatkan perhatian pada penampilannya. Banyak yang tidak yakin akan penampilan mereka sendiri. Jadi mereka pikir, mereka butuh sesuatu seperti baju rancangan desainer yang akan membuat mereka merasa lebih PD. Tapi, setiap kali membeli sesuatu, belum tentu mereka merasa lebih baik. Yang ada, semakin terjerat hutang. Dan, mereka terus-terusan membeli, mereka sadar bahwa mereka butuh bantuan.”

SI HEMAT
Sementara kebanyakan perempuan menghambur-hamburkan uang seperti habis menang undian, sebagian lagi rajin menyimpan pendapatannya seakan-akan sudah hampir bangkrut. Jika waktu kecil, orang tua Anda selalu membicarakan uang secara terbuka, ngobrol tentang biaya yang harus mereka keluarkan setiap harinya, dan juga selalu menerapkan pada anak-anaknya tentang betapa pentingnya punya tabungan. Tidak seperti kebanyakan anak lain, Anda pun akan selalu meyakini bahwa uang bisa muncul dan menghilang begitu saja. Jadi, Anda harus punya rencana untuk menyimpan uang.

Ternyata, kebiasaan ini terbawa sampai Anda dewasa. Dengan gaji yang cukup besar, Anda justru hidup dengan sangat sederhana Anda selalu menghitung secara teliti investasi yang dapat menghasilkan dan punya dana cukup yang bisa menghidupi saat Anda tidak bekerja atau persiapan kalau dipecat.

Tindakan yang terlalu bertanggung jawab kadang menjadi semacam pelindung untuk rasa keserakahan. Tipe ini tidak pernah menyenangkan dirinya sendiri melebihi jumlah minimum yang sudah ditentukannya. Ini merupakan refleksi dari rendahnya rasa “PD”. Mereka tidak yakin kalau mereka berhak akan kemewahan, walaupun hanya sedikit. Uang bukan penyebab perempuan jadi tukang belanja. Semuanya bersangkutan dengan kontrol pribadi terhadap pengelolaan keuangan.

To top